YUSUF AL-QARDHAWI BERBICARA MASALAH POLIGAMI


poligami-arifin-ilham

Orang-orang Kristen dan Orientalis menjadikan tema poligami ini seakan merupakan syi’ar dari syi’ar-syi’ar Islam, atau salah satu perkara yang wajib, atau minimal sunnah untuk dilaksanakan. Yang demikian ini tidak benar alias penyesatan, karena dalam praktek pada umumnya seorang Muslim itu menikah dengan satu isteri yang menjadi penentram dan penghibur hatinya, pendidik dalam rumah tangganya dan tempat untuk menumpahkan isi hatinya. Dengan demikian terciptalah suasana tenang, mawaddah dan rahmah, yang merupakan sendi-sendi kehidupan suami isteri menurut pandangan Al Qur’an. Baca lebih lanjut

Tiga Faktor Untuk Mendapatkan Rasa Percaya Diri


Percaya Diri
Kucing bercermin

Dunia sudah berkembang pesat, kemajuan teknologi makin menggila dan informasi mudah di akses, namun masih saja ada sebagian orang yang merasa tidak PD (alias tidak Percaya Diri), apakah tidak percaya diri menghadapi lawan jenis (sehingga ia belum juga mendapatkan pasangan hidup), atau kah ia tidak PD untuk menghadapi masalah yang lain, seperti menghadapi pekerjaan yang baru dan lain sebagainya.

Nah, untuk itu penulis berbagi ilmu bagaimana mendapatkan kembali rasa Percaya Diri yang sudah hinggap berpuluh-puluh tahun.

Ada Tiga faktor penting yang mendasari untuk mendapatkan rasa percaya diri Baca lebih lanjut

KH. Aceng Zakaria: Segudang Karya Ilmiah Tanpa Gelar


Menulis adalah tradisi peradaban Islam. Sejak dulu kepakaran dan keilmuan para ulama Islam diukur dengan seberapa hebat tulisan-tulisannya. Tiap ulama kemudian berusaha menuliskan apa saja yang mereka ketahui. Lihat Ibnu Taimiyyah, Al-Ghazali, Al-Suyuthi, Ibnu Hajar, dan sebagainya. Mereka dikenal luas sampai masa kini, karena karya-karya mereka yang hebat. Peradaban Islam dapat terwariskan dengan baik ke generasi berikutnya karena tradisi menulis ini.

Di Indonesia pun, tradisi menulis ini adalah tradisi yang hidup di kalangan para ulama dan intelektual kita. Hamka, A. Hasan, M. Natsir, Hasyim Asy’ari, Nawawi Al-Bantani, dan lainnya. Semua dikenal dan dikenang generasi berikutnya karena tulisan-tulisan mereka. Sekalipun secara formal tidak bergelar akademik mentereng, namun tidak ada yang meragukan keilmuan mereka. Bersekolah formal bukan jaminan kualitas keilmuan. Yang lebih penting adalah penguasaan ilmu yang dibuktikan dengan karya-karya mereka.

KH. Aceng ZakariaDi antara semakin sedikit ulama yang sangat peduli pada ilmu dari pada gelar akademik adalah Baca lebih lanjut